Rabu, 14 Maret 2012

"Bimbingan dan Konseling "

hohoho...
berhubung saya kuliah mengambil jurusan bimbingan dan konseling,,,
sedikit saya tulis tentang bimbingan dan konseling...

Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling.
Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna.
Sertzer & Stone (1966:3) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan).

Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sementara, Winkel (2005:27) mendefenisikan bimbingan: (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri, (2) suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya, (3) sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup, (4) suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan.

I. Djumhur dan Moh. Surya, (1975:15) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa “;;Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”;;.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sedangkan konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel (2005:34) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.

Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.


itu ajja dech,,,
thx,,

"Saraa"..

SATUAN KARYA BAHARI

hallooo...



 SALAM PRAMUKA...!!!

hmm...dari kecil saya sudah di kenalkan sama yang nama nya PRAMUKA oleh orang tua saya...
dan...sekarang saya bergabung bersama SATUAN KARYA PRAMUKA (saka)...lebih khususnya SAKA BAHARI..

nahh,,,
ini dia selengkapnya tentang SAKA BAHARI..

Satuan Karya Pramuka (Saka) Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi kebaharian termasuk laut dan perairan dalam.

Tujuan dibentuknya Saka Bahari adalah untuk membina dan mengembangkan anggota Gerakan Pramuka agar :

1. Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan di bidang kebaharian, yang dapat menjurus kepada kariernya di masa mendatang.

2. Memiliki rasa cinta kepada laut dan perairan dalam berikut seluruh isinya pada khusunya dan rasa cinta kepada tanah air Indonesia pada umumnya.

3. Memiliki sikap dan cara berfikir yang lebih matang dalam menghadapi segala tantangan hidup, terutama menyangkut kebaharian.

4. Mampu menyelenggarakan proyek-proyek kegiatan di bidang kebaharian secara positif berdaya guna dan tepat guna, sesuai dengan minat dan bakatnya serta bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.

Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Anggota Saka Bahari adalah :

a. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

b. Pramuka Penggalang Terap.

c. Pemuda berusia 14-25 tahun, dengan syarat khusus

Syarat menjadi Anggota Saka Bahari :

a. Mendapat izin dari orang tua/wali dan pembina Gugusdepan

b. Berusia antara 14-25 tahun

c. Sehat jasmani dan rokhani

d. Berminat dan bersedia untuk berperan aktif dalam segala kegiatan Saka Bahari.

Saka Bahari meliputi 4 (empat) krida, yaitu :

1. Krida Sumberdaya Bahari

2. Krida Jasa Bahari

3. Krida Wisata Bahari

4. Krida Reksa Bahari

 

  • Krida Sumberdaya Bahari, terdiri atas 6 (enam) SKK :

1. SKK Penangkapan Ikan

2. SKK Alat Penangkap Ikan

3. SKK Budidaya Laut

4. SKK Pengolahan Hasil laut

5. SKK Budidaya Air Payau/Tambak

6. SKK Pertambangan Mineral.

 

  •  Krida Jasa Bahari, terdiri atas 9 (sembilan) SKK :

1. SKK Listrik

2. SKK Mesin

3. SKK Pengecatan

4. SKK Elektronika

5. SKK Pengelas

6. SKK Perencana Kapal

7. SKK Perahu Motor

8. SKK Pelaut

9. SKK Operator Alat Bongkar Muat.

 

  • Krida Wisata Bahari, mempunyai 8 (delapan) SKK :

1. SKK Renang

2. SKK Layar

3. SKK Selam

4. SKK Dayung

5. SKK Ski Air

6. SKK Pemandu Wisata Laut

7. SKK Selancar Angin

8. SKK Penyelamatan di Pantai.

 

  • Krida Reksa Bahari, mempunyai 7 (tujuh) SKK :

1. SKK Navigasi

2. SKK Telekomunikasi

3. SKK Isyarat Bendera

4. SKK Isyarat Optik

5. SKK Pelestarian Sumberdaya Laut

6. SKK Pengemudi Sekoci

7. SKK SAR di Laut.

 

Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Bahari adalah :

a. Mampu dan dapat memanfaatkan segala pengetahuan, pengalaman dan kecakapannya untuk ikut berperan serta secara aktif dalam Pembangunan Nasional, khususnya di bidang kebaharian.

b. Merasa ikut bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kebaharian.

 

hmmm...
itu ajja sedikit tentang SAKA BAHARI...
thx...


" saraa"

Minggu, 26 Februari 2012

drama korea..





Cast
Lee Yo Won as Song Yi Kyung
Nam Gyu Ri as Shin Ji Hyun
Jo Hyun Jae as Han Kang
Bae Soo Bin as Kang Min Ho
Jung Il Woo as scheduler
Seo Ji Hye as Shin In Jung

Shin Ji Hyun (Nam Gyuri) adalah seorang gadis yang ceria dan selalu berpikir optimis. Ia merasa hidupnya sudah cukup bahagia karen ia dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya seperti kedua orangtuanya, Kang Min Ho (Bae Soo Bin) tunangannya, dan dua orang sahabatnya yaitu In Jung dan Seo Woo yang selalu menemaninya.

Tapi kemudian kebahagiaan itu ga bertahan lama karena seminggu sebelum pernikahannya dengan Minho, Ji Hyun mengalami kecelakaan. Hingga ia mengalami koma. Saat itu roh Ji Hyun bertemu dengan satu-satu nya orang yang bisa melihatnya dan ternyata pria itu juga bukan manusia, melainkan Sceduler.

Apa itu Sceduler? Mungkin semacam malaikat maut atau Dark Angel yang menjemput roh-roh yang telah meninggal untuk menuju ke dunia lain. Namun dia ga mau disebut sebagai malaikat maut karena kesannya menyeramkan atau bisa dibilang kurang keren. Malaikat maut itu sebutan jaman dulu, sekarang di tahun 2011 sebutannya berubah jadi Sceduler, hehehe... gaya banget tuh malaikat. Tapi jangan ngebayangin dia itu berwajah seram dengan pakaian serba hitam, sama sekali ngga begitu. Sceduler yang ini keren, cakep, teknologinya juga udah keren, pake motor gede, n punya handphone canggih buat berhubungan dengan tuhan. Pakaiannya juga tipe anak muda banget, warna-warni, tergantung tempat dan suasana. Oiya, roh yang dijemput oleh Sceduler akan di ajak untuk masuk ke dalam lift menuju surga, keren ya?

Oke, sekarang beralih ke cerita Ji Hyun. Sceduler bertemu dengan Ji Hyun bukan untuk menjemputnya karena memang Ji Hyun belum saatnya mati. Sceduler memberikan dua pilihan untuk Ji Hyun. Yang pertama, meninggalkan dunia ini dan masuk ke lift, karena ada beberapa orang yang sudah bosan hidup dan memilih untuk naik lift itu. Dan pilihan kedua, Ji Hyun bisa kembali hidup dengan beberapa syarat.

Syaratnya adalah selama 49 hari Ji Hyun harus menemukan 3 orang yang benar-benar mencintainya dengan tulus. Namun anggota keluarga tidak bisa dimasukkan ke dalam 3 orang tersebut karena cinta dari keluarga itu tak mengenal waktu dan kondisi. Terus bagaimana biar bisa tahu orang itu mencintainya dengan tulus atau tidak? Yaitu dari air matanya, orang yang menangis untuk Ji Hyun bisa dikatakan ia mencintainya, tapi ga cuma sekedar nangis loh, itu akan terlihat dari warna airmata orang tersebut, orang yang benar-benar mencintai dengan tulus akan mengeluarkan air mata yang jernih. Dan tugas Ji Hyun adalah mengumpulkan airmata orang-orang itu ke dalam sebuah kalung yang diberikan oleh Sceduler.

Dan selama 49 hari itu ia harus meminjam tubuh dari seorang gadis bernama Song Yi Kyung. Hanya saja roh Ji Hyun bisa memasuki tubuh Yi Kyung hanya ketika ia tidur. Ada 3 syarat yang diberikan Sceduler ketika Ju Hyun meminjam tubuh Yi Kyung.
1. Ji Hyun tidak boleh memberiatahu pada siapapun bahwa ia adalah Shin Ji Hyun,
2. Ji Hyun harus kembali sebelum jam 12 malam karena kalau tidak waktunya akan dikurangi 1 hari
3. Uang dibutuhkan Ji Hyun harus ia hasilkan sendiri, tidak boleh menggunakan uang milik Yi Kyung

Ji Hyun pun menerima syarat-syarat tersebut karena ia yakin ia dengan mudah menemukan orang yang mencintainya dengan tulus. Namun ternyata tidak semudah yang ia bayangkan, akhirnya ia tahu bahwa ada beberapa orang disekitarnya yang selama ini hanya berpura-pura mencintainya karena mempunyai maksud tertentu.

Lalu sebenarnya siapa itu Song Yi Kyung? Ia adalah seorang gadis yatim piatu yang tinggal seorang diri di sebuah rumah kecil. Yi Kyung adalah orang yang pemurung. Ia selalu terhanyut dengan masa lalunya yang menyedihkan. Sepertinya dulu kekasihnya meninggal karena kecelakaan, itulah mengapa ia sangat sedih bahkan sempat mencoba untuk bunuh diri.

hmm,,,
pokoknya harus nonton dech,,,
di tv jg uda tanyang kok..^_^



















Jaket cokLat

sekarang ini cuma jaket coklat yg nemenin akku..
kemana pun aku pergi,,dengan siapa aku pergi..
walaupun gag di pake,,,tapi cii coklat pasti ada di dalam tas...

kenapa aku suka jaket coklat?????

hmm..
jawabannyaaa aadaaalaahhhh.....(hehehe..acem kuis di tipi..)

yang pertama,,,karena aku tu suka warna coklat...
yang ke dua,,,karena jaket coklat itu pemberian (...) seseorang...yang paling spesial di hatiku (tapi mungkin dia gag pernah menyadari itu...hmmm..biar lha...cinta kan tak harus memiliki..tp terus berharap..hehehe)
yang ketiga,,,jaketnya itu gede,,jadi klo panas,,kulit aku tu gag kena matahari..
karena panjang tangan jaket itu melebihi panjang tanganku...
yang ke empat....hmmm..klo aku make cii jaket coklat,,atau selalu ngebawa dy kemana pun akku pergi..akku ngerasa seperti selalu bersama si pemberi jaket itu..
hehehhehehehe,,,

walau pun akku gag bisa bersama si pemberi jaket,,,
tapi dengan bersama cii coklat selalu..itu uda buat akku senang,,(pi lebih senang lg klo.....(isi sendiri dech,,,) hehehehehe)

pernah kemaren,,,( mau cerita ne...)
akku mau pergi, januari 2011(uda lama juga)...cii coklat uda ku sandang  di bahuku,,,
tapi akku ngerasa klo akku tu gag pngen make dy hari itu..di dalam hati aku berkata,,,ekhhmmm..ekhmm...
"gag usa pke cii coklat ahhh..ntar dia rusak".. gag tau kenapa berpikiran kek gtu,,,
akhirnya kutaruh lagi cii coklat di atas tempat tidur,,dan ku ambil jaket lain di dalam lemari,,
dan jadilah aku pergi dgn jaket ku yg lain itu,,hahahhaha

dan ternyata,,,,diperjalanan ,,aku kecelakaan,,,baju 4 lapis yag ku pake koyak,,,ya jelasss...
tangan akku ajja koyak,,apa lagi baju yang ku pke,,,dan untungnya...(masi untung ne..) aku gag jadi make cii coklat,,hahahaha...cii coklat gag rusak,,yg rusak tu jaket hitam yg ku ganti sebelum aku pergi,,
hahahha...ternyata itu tu jawaban dr kata hatiku pagi itu dikamar...dannn untungnya lagi ne,,,hehhehe(masi untung jg) akku gag mati,,
hahaha(bodoh...) alhamdulillah,,,ya ALLAH...





cii coklat itu teman yg tag bisa tersenyum,teman yg tak bisa tertawa,,teman yg tak bisa menjawab semua pertanyaanku,,menyapu airmataku ketika aku menangis,,dll..
hahahaha...tetapi cii coklat itu teman yang selalu ada di setiap hari-hariku...teman istimewaku..

"saraa"

Minggu, 29 Januari 2012

alhamdulillah yakk..

akku senang x hari ini..
tepatnya malam tadi..
berhasil minta maaf ama dy,,
hahha
alhamdulillah ya ALLAH..

sesuatu,,(syahrini banget)
hahahahha

ketemu ama dy di cadika..
huft..
senang..senang..

sekarang tinggal menata yg seharusnya di tata..
mulai lg dr awal..
akku harus jd lebih baik..
karena dalam hitungan hari ke depan..
uda 19 thn,,
uda tua,,

jd harus berubah ..
menjadi yg lebih baik baik baik lagiiiiiiiiiii...
untuk ortu dan oranng" terdekatku..

>saraa...

Selasa, 10 Januari 2012

Pulau kampai kab langkat sumatera utara





Pulau Kampai yang terletak di Kabupaten Langkat, Sumut diyakini pernah maju dan berkembang pada periode akhir Kerajaan Sriwijaya dalam upaya pengembangan perniagaan antara daerah-daerah di Sumatera. Arkeolog dari Balai Arkeologi Medan (Balar), Ery Soedewo , mengatakan, Pulau Kampai sangat besar kemungkinannya pernah sebagai jalur dan bandar niaga dari abad ke-8 hingga 10 Masehi. “Dugaan itu ditandai oleh posisinya yang berhadapan langsung dengan ‘jalur maritim Sutra’ di Selat Malaka yang diperkuat oleh sebaran artefak yang banyak ditemui dipermukaan,” katanya.
Hingga saat ini juga belum dapat dipastikan apakah di Pulau Kampai terdapat kerajaan secara politik kecuali sebagai bandar ataupun jalur perniagaan. ”Untuk itu potensi penelitian arkeologi ataupun sejarah, sangat penting dilakukan untuk menemukan sejarah yang terpendam di pulau itu,” katanya.
Keberadaan Pulau Kampai sendiri telah dicatat oleh John Anderson dalam misi perjalanannnya ke Pesisir Timur Sumatera Utara tahun 1823 yang merupakan bagian dari penjajakan kemungkinan perniagaan Inggris di daerah itu.
Sumber-sumber lain dari Tiongkok yakni pada era Hsin Tang Shu, Pulau Kampai dikenal dengan Kompe, ketika pengiriman misi Tang pada tahun 662 AD yang disebutkan bahwa sekitar 2.000 pasukan di utus ke Kampai.
Kemudian Chau Ju-kuas (Chu-fan-chi) pada tahun 1225 dengan nama Chien-pi atau Kien-pi. Dari naskah tersebut diketahui bahwa pulau tersebut sangat potensial untuk dilakukan penelitian arkeologi karena banyaknya artefak yang ditemukan di permukaan seperti keramik, manik-manik (beads), gemstones, glass, bricks and stone.
Keramik-keramik yang ditemukan itu hampir semuanya berasal dari Tiongkok dengan karakteristik green glazed Lung Chuan (celadon) yang diimport pada akhir dinasti Sung, Yuan dan awal dinasti Ming.
Berdasarkan catatan-catatan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pulau Kampai memiliki peranan penting di masa silam dalam jalur perniagaan di Sumatera Utara dan Aceh. Namun demikian, potensi arkeologi maupun historisnya belum terdata dengan baik.
Peneliti Pusat Studi Ilmu Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan (Unimed), Erond L. Damanik, mengatakan, Pulau Kampai yang terletak di Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat, dapat ditempuh dari Medan sekitar 4 jam perjalanan sampai Pangkalan Susu kemudian dilanjutkan dengan menumpangi kapal tongkang berbobot 10-15 ton dengan lama tempuh sekitar satu jam.
Pulau Kampai berada di sebelah utara Teluk Aru (Aru Bay) yang bersebelahan dengan Pulau Sembilan. Di sebelah utara dan barat pulau Kampai, terdapat sungai Serangjaya yang ditumbuhi oleh hutan Mangrove dan di sebelah tenggara terdapat Sungai Besitang yang terhubung langsung dengan Teluk Aru.
Di sebelah selatan pulau itu, terdapat selat Malaka yang memiliki peran penting dalam sejarah perniagaan di Sumatera.
“Jika merujuk dari tulisan McKinnon, seorang arkeolog berkebangsaan Inggris, nama pulau Kampai atau Kompei kemungkinan besar diambil dari nama tumbuhan dalam bahasa Melayu yakni Kumpai atau rumput kumpai,” katanya.
Pulau Kampai tersebut juga terdapat kompleks makam yang oleh masyarakat setempat disebut dengan “Makam Keramat Panjang”. Di dalam kompleks makam tersebut terdapat dua makam, yang satu berukuran normal (1,5-2 meter) dan satu lagi berukuran antara 6-8 meter.
Kedua makam tersebut dilengkapi dengan batu nisan bercorak Islam yang mirip dengan nisan yang terdapat di Aceh. Diduga, nisan tersebut didatangkan dari Aceh pasca pendudukan Aceh di Pulau Kampai pada awal abad 17.
“Kedua makam tersebut adalah tokoh yang dihormati atau orang yang berpengaruh pada saat itu, sehingga makamnya dibuat berbeda dari biasanya,” katanya.

Sabtu, 07 Januari 2012

cerpen"..

Arti Persahabatan
cerpen, cerpen, kumpulan cerpenBagiku arti persahabatan adalah teman bermain dan bergembira. Aku juga sering berdebat saat berbeda pendapat. Anehnya, semakin besar perbedaan itu, aku semakin suka. Aku belajar banyak hal. Tapi ada suatu kisah yang membuat aku berpendapat berbeda tentang arti persahabatan. Saat itu, papa mamaku berlibur ke Bali dan aku sendirian menjaga rumah...

“Hahahahaha!” aku tertawa sambil membaca.

“Beni! Katanya mau cari referensi tugas kimia, malah baca komik. Ini aku menemukan buku dari rak sebelah, mau pinjam atau tidak? Kamu bawa kartu kan? Pokoknya besok kamis, semua tugas kelompok pasti selesai. Asal kita kerjakan malam ini. Yuhuuuu... setelah itu bebas tugas. PlayStation!” jelas Judi dengan nada nyaring.

Judi orang yang simpel, punya banyak akal, tapi banyak juga yang gagal, hehehe.. Dari kelas 1 SMA sampai sekarang duduk di kelas 2 - aku sering sekelompok, beda lagi kalau masalah bermain PlayStation – Judi jagoannya. Rasanya seperti dia sudah tau apa yang bakal terjadi di permainan itu. Tapi entah kenapa, sekalipun sebenarnya aku kurang suka main PlayStation, gara-gara Judi, aku jadi ikut-ikutan suka main game.

Sahabatku yang kedua adalah Bang Jon, nama sebenarnya Jonathan. Bang Jon pemberani, badannya besar karena sehari bisa makan lima sampai enam kali. Sebentar lagi dia pasti datang - nah, sudah kuduga dia datang kesini.

“Kamu gak malu pakai kacamata hitam itu?” Tanyaku pada Bang Jon yang baru masuk ke perpustakaan. Sudah empat hari ini dia sakit mata, tapi tadi pagi rasanya dia sudah sembuh. Tapi kacamata hitamnya masih dipakai. Aku heran, orang ini benar-benar kelewat pede. Aku semakin merasa unik dikelilingi dua sahabat yang over dosis pada berbagai hal.

Kami pulang bersama berjalan kaki, rumah kami dekat dengan sekolah, Bang Jon dan Judi juga teman satu komplek perumahan. Saat pulang dari sekolah terjadi sesuatu.

Kataku dalam hati sambil lihat dari kejauhan “( Eh, itu... )”.
“Aku sangat kenal dengan rumahku sendiri...” aku mulai ketakutan saat seseorang asing bermobil terlihat masuk rumahku diam-diam. Karena semakin ketakutannya, aku tidak berani pulang kerumah.
“Ohh iya itu!” Judi dan Bang Jon setuju dengan ku. Judi melihatku seksama, ia tahu kalau aku takut berkelahi. Aku melihat Judi seperti sedang berpikir tentangku dan merencanakan sesuatu.
“Oke, Beni – kamu pergi segera beritahu satpam sekarang, Aku dan Bang Jon akan pergoki mereka lewat depan dan teriak .. maling... pasti tetangga keluar semua” bisikan Judi terdengar membuatku semakin ketakutan tak berbentuk.

Karena semakin ketakutan, terasa seperti sesak sekali bernafas, tidak bisa terucapkan kata apapun dari mulut. “...Beni, ayo...satpam” Judi membisiku sekali lagi.

Aku segera lari ke pos satpam yang ada diujung jalan dekat gapura - tidak terpikirkan lagi dengan apa yang terjadi dengan dua sahabatku. Pak Satpam panik mendengar ceritaku – ia segera memberitahu petugas lainnya untuk segera datang menangkap maling dirumahku. Aku kembali kerumah dibonceng petugas dengan motornya. Sekitar 4 menit lamanya saat aku pergi ke pos satpam dan kembali ke rumahku.

“Ya Tuhan!” kaget sekali melihat seorang petugas satpam lain yang datang lebih awal dari pada aku saat itu sedang mengolesi tisu ke hidung Bang Jon yang berdarah. Terlihat juga tangan Judi yang luka seperti kena pukul. Satpam langsung menelpon polisi akibat kasus pencurian ini.

“Jangan kawatir... hehehe... Kita bertiga berhasil menggagalkan mereka. Tadi saat kami teriak maling! Ternyata tidak ada tetangga yang keluar rumah. Alhasil, maling itu terbirit-birit keluar dan berpas-pasan dengan ku. Ya akhirnya kena pukul deh... Judi juga kena serempet mobil mereka yang terburu-buru pergi” jawab Bang Jon dengan tenang dan pedenya.
Kemudian Judi membalas perkataan Bang Jon “Rumahmu aman - kita memergoki mereka saat awal-awal, jadi tidak sempat ambil barang rumahmu.”

Singkat cerita, aku mengobati mereka berdua. Mama Judi dan Ban Jon datang kerumahku dan kami menjelaskan apa yang tadi terjadi. Anehnya, peristiwa adanya maling ini seperti tidak pernah terjadi.
“Hahahahaha... “ Judi malah tertawa dan melanjutkan bercerita tentang tokoh kesayangannya saat main PlayStation. Sedangkan Bang Jon bercerita kalau dia masih sempat-sempatnya menyelamatkan kacamata hitamnya sesaat sebelum hidungnya kena pukul. Bagaimana caranya? aku juga kurang paham. Bang Jon kurang jelas saat bercerita pengalamannya itu.

“( Hahahahaha... )” Aku tertawa dalam hati karena mereka berdua memberikan pelajaran berarti bagiku. Aku tidak mungkin menangisi mereka, malu dong sama Bang Jon dan Judi. Tapi ada pelajaran yang kupetik dari dua sahabatku ini.

Arti persahabatan bukan cuma teman bermain dan bersenang-senang. Mereka lebih mengerti ketakutan dan kelemahan diriku. Judi dan Bang Jon adalah sahabat terbaikku. Pikirku, tidak ada orang rela mengorbankan nyawanya jika bukan untuk sahabatnya ( Judi dan Bang Jon salah satunya ).
by :Loeis Chandra

cerpen jaman doloe,,,

Monday, January 30, 2006

Peradilan Rakyat

Cerpen Putu Wijaya
Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.

"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."

Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.

"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."

"Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."

Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.

"Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri."

Pengacara tua itu meringis.
"Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan."
"Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!"
Pengacara tua itu tertawa.
"Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!" potong pengacara tua.
Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu minta maaf.

"Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan," sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga pujian itu, "jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini."

Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri. Lalu ia meneruskan ucapannya dengan lebih tenang.

"Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku mau berdialog."
"Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya."

"Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani.

Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin danbeku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa alasan. Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang.

Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini."

Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk memberikan waktu pengacara senior itu menyimak. Kemudian ia melanjutkan.

"Tapi aku datang kemari bukan untuk minta pertimbanganmu, apakah keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku datang kemari karena setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu sendiri datang ke tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia untuk membelanya."

"Lalu kamu terima?" potong pengacara tua itu tiba-tiba.
Pengacara muda itu terkejut. Ia menatap pengacara tua itu dengan heran.
"Bagaimana Anda tahu?"

Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke tempat yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia sudah mengarungi jarak ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia berkata: "Sebab aku kenal siapa kamu."

Pengacara muda sekarang menarik napas panjang.
"Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."

Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
"Jadi itu yang ingin kamu tanyakan?"
"Antara lain."
"Kalau begitu kau sudah mendapatkan jawabanku."
Pengacara muda tertegun. Ia menatap, mencoba mengetahui apa yang ada di dalam lubuk hati orang tua itu.
"Jadi langkahku sudah benar?"
Orang tua itu kembali mengelus janggutnya.

"Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab di balik tawaran itu tidak hanya ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran yang sama dari seorang penjahat, malah kau terima baik, tak peduli orang itu orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan tanpa sogokan uang! Kau tidak membelanya karena ketakutan, bukan?"
"Tidak! Sama sekali tidak!"
"Bukan juga karena uang?!"
"Bukan!"
"Lalu karena apa?"
Pengacara muda itu tersenyum.
"Karena aku akan membelanya."
"Supaya dia menang?"

"Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah, aku menerimanya sebagai klienku."
Pengacara tua termenung.
"Apa jawabanku salah?"
Orang tua itu menggeleng.

"Seperti yang kamu katakan tadi, salah atau benar juga tidak menjadi persoalan. Hanya ada kemungkinan kalau kamu membelanya, kamu akan berhasil keluar sebagai pemenang."

"Jangan meremehkan jaksa-jaksa yang diangkat oleh negara. Aku dengar sebuah tim yang sangat tangguh akan diturunkan."

"Tapi kamu akan menang."
"Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu aku akan menang."

"Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara. Keputusan sudah bisa dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara itu, tetapi karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat ini."

Pengacara muda itu tertawa kecil.
"Itu pujian atau peringatan?"
"Pujian."
"Asal Anda jujur saja."
"Aku jujur."
"Betul?"
"Betul!"

Pengacara muda itu tersenyum dan manggut-manggut. Yang tua memicingkan matanya dan mulai menembak lagi.
"Tapi kamu menerima membela penjahat itu, bukan karena takut, bukan?"

"Bukan! Kenapa mesti takut?!"
"Mereka tidak mengancam kamu?"
"Mengacam bagaimana?"
"Jumlah uang yang terlalu besar, pada akhirnya juga adalah sebuah ancaman. Dia tidak memberikan angka-angka?"

"Tidak."
Pengacara tua itu terkejut.
"Sama sekali tak dibicarakan berapa mereka akan membayarmu?"
"Tidak."
"Wah! Itu tidak profesional!"
Pengacara muda itu tertawa.
"Aku tak pernah mencari uang dari kesusahan orang!"
"Tapi bagaimana kalau dia sampai menang?"
Pengacara muda itu terdiam.
"Bagaimana kalau dia sampai menang?"
"Negara akan mendapat pelajaran penting. Jangan main-main dengan kejahatan!"
"Jadi kamu akan memenangkan perkara itu?"
Pengacara muda itu tak menjawab.
"Berarti ya!"
"Ya. Aku akan memenangkannya dan aku akan menang!"

Orang tua itu terkejut. Ia merebahkan tubuhnya bersandar. Kedua tangannya mengurut dada. Ketika yang muda hendak bicara lagi, ia mengangkat tangannya.

"Tak usah kamu ulangi lagi, bahwa kamu melakukan itu bukan karena takut, bukan karena kamu disogok."
"Betul. Ia minta tolong, tanpa ancaman dan tanpa sogokan. Aku tidak takut."

"Dan kamu menerima tanpa harapan akan mendapatkan balas jasa atau perlindungan balik kelak kalau kamu perlukan, juga bukan karena kamu ingin memburu publikasi dan bintang-bintang penghargaan dari organisasi kemanusiaan di mancanegara yang benci negaramu, bukan?"

"Betul."
"Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu bimbang.

Keputusanmu sudah tepat. Menegakkan hukum selalu dirongrong oleh berbagai tuduhan, seakan-akan kamu sudah memiliki pamrih di luar dari pengejaran keadilan dan kebenaran. Tetapi semua rongrongan itu hanya akan menambah pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu terus mendengarkan suara hati nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional."

Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak memberikan kesempatan.
"Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia."

Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ayahnya. Tetapi orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan.

"Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional."
"Tapi..."

Pengacara tua itu menutupkan matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita, kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara muda.
"Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam."

Entah karena luluh oleh senyum di bibir wanita yang memiliki mata yang sangat indah itu, pengacara muda itu tak mampu lagi menolak. Ia memandang sekali lagi orang tua itu dengan segala hormat dan cintanya. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga wanita itu, agar suaranya jangan sampai membangunkan orang tua itu dan berbisik.

"Katakan kepada ayahanda, bahwa bukti-bukti yang sempat dikumpulkan oleh negara terlalu sedikit dan lemah. Peradilan ini terlalu tergesa-gesa. Aku akan memenangkan perkara ini dan itu berarti akan membebaskan bajingan yang ditakuti dan dikutuk oleh seluruh rakyat di negeri ini untuk terbang lepas kembali seperti burung di udara. Dan semoga itu akan membuat negeri kita ini menjadi lebih dewasa secepatnya. Kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang lalai."

Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi. Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.

Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.

"Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku," rintihnya dengan amat sedih, "Aku terus membuka pintu dan mengharapkan kau datang lagi kepadaku sebagai seorang putra. Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu kepada putraku. Lupakah kamu bahwa kamu bukan saja seorang profesional, tetapi juga seorang putra dari ayahmu. Tak inginkah kau mendengar apa kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan dengan sebuah perkara, di mana seorang penjahat besar yang terbebaskan akan menyulut peradilan rakyat seperti bencana yang melanda negeri kita sekarang ini?" ***

Cirendeu 1-3-03

AKU dan PERUBAHANKU

.banyak yang bilang kalo aku sekarang berubah...
.yaaaaaaaa..aku akui itu...
.hidup itu memang untuk berubah..
.itu menurutku..
.tapiii..jangan salah...berubah untuk lebih baik tentunya..
;D

.temen SMA kku yang taunya akku dulu tu supel,cuek,gag banyak gaya,,ada jg yang bilang tomboy..
.malah bengong sekalinya ketemuan ama kku..
.rambut ku yang dlu panjangnya gag lebih dari bahu,,
.sekarang malah asyik nangkring dengan ikatan di kepala...
.hahhaha....(alias uda panjang)
.yang dulunya paling doyan pake baju kaos oblong,celana jeans, dan sendal gunung...
.sekarang pke mini dreess,,celana jeans tetap,n pke sepatu yng comel"...
.membuat temen ku pangling..
.hahhahaha.."sejak kapan???" katanya...

.aku memang ingin berubah..
.itu tekad kku...
.sebenarnya bukan ingin merubah gaya fashion ku..
.tapi..lebih kearah cara kku menanggapi hidup dan problenma yang terjadi..
.apalagi kalo aku mengingat urusan cinta..
.gag pernah baik..(alias gag langgeng)...
.itu salah satu kekuatan untuk kku berubah..

.sedikit curhat neu..
.baru-baru ajja aku di khianati pacarku..yang sekarang uda disebut mantan..
.uda akh..sakit hati ngingatnya,,,(padahal akku yang td mau curhat)
.hahhaha..
.aku mau tunjukin ke dia..
.klo aku itu kuat,aku gag lemah..
.yaa..cara yg aku lakukan adalah..
.gag nangis di depannya..saat dy jelasin kenapa berkhianat...
.gag terlalu menanggapi apa yang di omonginnya..(dy beralasan klo semua itu keterpaksaan)...mungkin dy takut aku menyalahkannya...padahal akku uda ucapkan sumpah serapah untuknya...walaupun cm dr dalam hati..
.hmmmm...

.nge update status" yang gag menyinggung kehati..
.byk menghabiskan waktu bareng teman" kampuz..yang tau ke galauan kku..
.dan semua masalah ini membuat akku semakin dekat pda pemilik alam ini..Allah..
.sesungguhnya dialah yg menentramkan hatiku..
.makacie GOD..

.yyyaaaaaa...
aku dengan perubahankku..yang tak terlalu spesifik kku jelaskan..
.tp intinya,,tahun baru...
.adalah akku yang baru,,,perubahan untuk diriku yg lebih bik,untuk kedua orangtuaku yang selalu support akku,,untuk ceman-ceman(teman_teman maksudnya) yang selalu ada buatkku...dan Tuhan yang selalu bersamaku kemana pun aku pergi,,,
.ini akku...
.yang baru,,,